Kamis, 22 Januari 2015

Jaringan Dasar anatomi tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN “JARINGAN DASAR” Oleh : Nama : Rizal Kurniawan NPM : 13320155 Kelas : 3A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PGRI SEMARANG 2015 A. TUJUAN 1. Menjelaskan struktur jaringan dasar dan fungsi 2. Mendeskripsikan kedudukan jaringan dasar pada tumbuhan B. LANDASAN TEORI Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk, asal, fungsi, dan struktur yang sama. Untuk melakukan proses-proses hidup pada tumbuhan terdapat bermacam-macam sel yang mana mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Sel parenkim, sel ini berdinding tipis yang mana menbentuk suatu jaringan yaitu jaringan parenkim yang merupakan jaringan dasar pembentukkan korteks dan empulur pada batang serta korteks pada akar.( Parjatmo, 1987, 10) Terjadinya jaringan tumbuhan ialah karena adanya atau berlangsungnya pembelahan dari sel-sel, yang dalam hal ini sel-sel yang terjadi tetap melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara yang satu dengan yang lainnya.Selanjutnya pembentukkan jaringan-jaringan tersebut sangat erat hubungannya pula dengan pembentukkan berbagai alat pada tumbuhan, akar, batang, daun, bunga, buah dan lain sebagainya. Dalam hal ini, tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu proses dalam hidupnya. Seperti; jaringan meristem yang mampu membelah terus menerus dan membentuk sel-sel baru. (Waluyo, 2006, 71) Jaringan Meristem Secara garis besar, jaringan penyusun tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah dan jaringan ini relatif sangat muda. Jaringan ini memiliki sitoplasma yang penuh dan mempunyai kemampuan totipotensi yang tinggi karena kemampuan membentuk jaringan yang lain berupa jaringan dewasa. Jaringan meristem dapat dibagi menjadi Jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder. Pada jaringan meristem primer, jaringan ini pada tumbuhan terdapat pada bagian organ yang paling muda ( pada tunas, ujung organ). Jaringan ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrional atau tunas atau lembaga yang mana mempunyai kemampuan untuk membelah, memanjang dan berdefrensiasi serta spesialisasi membentuk jaringan yang dewasa. Jaringan ini cenderung menghasilkan hormon auksin sehingga membuat terjadinya pembelahan yang terus menerus kearah memanjang.Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar yang kemudian dikenal dengan meristem apikal yang mengarah ke dominansi apikal.Pertumbuhan jaringan meristem primer ini sering disebut pertumbuhan primer.Jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang bukan melebar, sedangkan pada jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan meristem primer yang melakukan defrensiasi dan spesialisasi.Jaringan ini merupakan jaringan dewasa namun mempunyai kemampuan totipotensi lagi.Jaringan ini berada di bagian tengah dari organ untuk melakukan pembentukan jaringan yang berbeda dari yang sebelumnya.Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder.Pertumbuhannya kearah membesar sehingga menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.Contoh jaringan meristem sekunder yaitu kambium. (Isharmanto, 2009) Jaringan meristem berdasarkan asalnya, meristem dibagi menjadi: meristem primer dan meristem sekunder. Meristem primer adalah meristem yang berkambang dari sel embrional dan merupakan lanjutan dari kegiatan embrio.Terletak pada kuncup ujung batang dan ujung akar atau ujung tunas.Sedangkan, Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi (sudah terhenti pertumbuhannya) tetapi menjadi embrional kembali.Contoh Kambium gabus pada batang dikotil dan gymnospermae dapat terbentuk dari sel-sel korteks dibawah epidermis.Jaringan Epidermis Jaringan epidermis adalah jaringan yang paling luar dan disusun oleh sel-sel hidup dengan dinding sel yang tipis dan terletak menutupi organ tumbuhan.Jarinagn ini memiliki ciri-ciri diantaranya, 1.Selnya berbentuk balok, tipis, rapat, serta tidak memiliki ruang antar sel. 2.Fungsinya sebagai pelindung dilapisi kutikula (lapisan lilin). 3. Sebagian epidermis ada yang bermodifikasi menjadi sisik/ bulu. 4. Tidak mempunyai klorofil. Berdasarkan letaknya, epidermis dibagi menjadi tiga, yaitu epidermis yang berada didaun, berfungsi untuk melindungi daun dari air.Jaringan epidermis batang yang berfungsi untuk membentuk bulu sebagai alat perlindungan dan jaringan epidermis akar yang berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya difusi osmosis.( Aulia, 2010) Jaringan Penguat atau Penyokong Jaringan penguat berfungsi untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan meliputi dua jaringan yaitu; 1. Jaringan kolenkim Kolenkim terdiri dari sel – sel yang serupa dengan parenkim tapi dengan penebalan pada dinding sel primer disudut sudut sel tidak menyeluruh.Umumnya terletak pada bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun.Dinding sel yang plastis dan fleksibel pada kolenkim member dukungan yang cukup untuk sel – sel tetangganya.Karena kolenkim jarang menghasilkan dinding sel sekunder, jaringan ini tampak sebagai sel – sel dengan penebalan dinding sel yang ekstensif.Hubungan erat antara jaringan kolenkim dan parenkim tampak pada batang dimana kedua jaringan ini terletak bersebelahan.Banyak contoh menunjukkan tidak adanya batas khusus antara kedua jaringan, karena sel – sel dengan ketebalan sedang ada antara kedua jenis jaringan yang berbeda ini.Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak. 2. Jaringan sklerenkim Jaringan Sklerenkim adalah jaringan pendukung / penguat pada tanaman.Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal.Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa (gambar jaringan sklerenkim). Sel – sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe: serat (fibre) atau sklereid yang keras .Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.), sedangkan sklereid atau sel batu pada batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.Sklereid terdapat pada organ tanaman yang biasanya keras baik buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel – sel batu (stone cell, sklereid) , biji jambu biji kuga tersusun atas sklereid . Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Jaringan Sektori Tumbuhan mengeluarkan senyawa-senyawa dalam tubuhnya melalui jaringan sektori yang terbagi atas jaringan rekresi, ekskresi dan sekresi berdasarkan pada seberapa jauh senyawa yang dihasilkan jaringan itu telah memasuki proses metabolisme. Jaringan rekresi yang mpentinga adalah hidatoda yang merupakan struktur tempat mengeluarkan air.Letaknya diujung trakeid, dapat berupa bangunan sederhana atau berupa jaringan kompleks.Jaringan sekresi dapat berupa rambut kelenjar atau kelenjar.Senyawa yang dihasilkan bermacam senyawa organik. C. PROSEDUR PENGAMATAN 1. Subjek : - Buah pir - Pelepah pisang - Daun Waluh - Batang Semangka - Rumput Teki - Daun Kana - Batang Genjer Waktu dan Tempat :Laboratorium I Universitas PGRI Semarang 2. Alat dan Bahan : Alat: -Cawan petri -Kaca preparat -Kaca penutup -Pipet tetes -Mikroskop Bahan: - Buah pir - Pelepah pisang - Daun Waluh - Batang Semangka - Rumput Teki - Daun Kana - Batang Genjer - Air 3. Cara Kerja : - Mempersiapkan alat dan bahan. - Sayat secara tipis dengan arah melintang atau membujur pada semua bahan. - Setelah disayat secara tipis, tempatkan sayatan tersebut di kaca preparat. - Lalu teteskan air yang berada di cawan petri ke preparat. - Setelah meneteskan air di kaca preparat, tutup dengan kaca penutup. - Pada saat menutup lakukan secara hati-hati. Jangan sampai ada gelembung. - Amati dengan mikroskop. - Lakukan cara yang sama pada semua bahan D. HASIL PENGAMATAN Pada percobaan praktikum jaringan dasar, kelompok kami mendapatkan beberapa hasil dari beberapa bahan yang telah diamati, yaitu No Keterangan 1 Gambar Pengamatan Preparat: pelepah pisang Sayatan: Membujur Perbesaran: 10 x 40 Gambar Sketsa 2 Gambar Pengamatan Preparat: Buah pir Sayatan: Membujur Perbesaran: 10x40 Gambar sketsa 3 Gambar Pengamatan Preparat: Rumput teki Sayatan: Membujur Perbesaran: 10x40 Gambar sketsa 4 Gambar pengamatan Preparat: Daun Kanna Sayatan: membujur Perbesaran: 10x40 Gambar Sketsa 5 Gambar pengamatan Preparat: Batang Genjer Sayatan: Membujur Perbesaran: 10x10 Gambar Sketsa 6 Gambar Pengamatan Preparat: Batang Semangka Sayatan: Membujur Perbesaran: Gambar sketsa E. PEMBAHASAN Pada hasil pengamatan pada semua preparat, telah teridentifikasi beberapa jaringan yang telah ditemukan di setiap preparat, yaitu 1. Pelepah pisang Tardapat : Rongga Udara, Aktinenkim “Dinding sel parenkim umumnya tipis, terutama mengandung kloroplas dan yag fungsinya sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Isis el parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya. Menurut bentuknya parenkim dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, misalnya parenkim bintang (aktinenkim) bentuknya seperti bintang, saling bersambungan di ujung sehingga banyak mempunyai ruang antar sel. (Prof. Dr. Ir. Wibisono Soerodikoesoemo, M.Sc) Sel – sel parenkim mempunyai banyak ruang antar sel yang berkembang secara maksimum. Jaringan ini penting untuk pertukarang udara” (Sri Mulyani 2006)” 2. Buah pir Terdapat: Noktah, Sel Batu, Lumen, Dinding Sel Primer, Dinding Sel Sekunder, Sel Parenkim Pada buah pir terdapat sel batu.Sel batu berkembang dari sel parenkim dengan penebalan dinding sel sekunder.Dinding sekundernya sangat tebal dan didalamnya tampak sejumlah lapisan memusat dan noktah bercabang.Selama penebalan dinding, permukaan dalam dinding menebal dan noktah mulai berkembang di bagian luar dinding sekunder.Sel batu sering tampak di dekat jaringan yang terluka, karena itu, perkembangan sel batu dianggap sebagai respons atau tanggapan terhadap kerusakan fisiologis.” (Sri Mulyani, 2006) Sel batu berbentuk isodiametris, biasanya terdapat dalam floem, korteks dan kulit kayu batang dan daging buah pir.( Sri Mulyani E.S, 2006)” 3. Rumpu Teki Terdapat: Serabut floem, Sel Parenkim, Serabut Xilem Serabut bisa dibedakan dari sklereida berdasarkan asal – usul unsure tersebut.Sklereida berkembang dari sel parenkim, kemudian dinding menebal sekunder, sedangkan serabut berkembang dari sel meristem.Serabut terdapat pada bagian yang berbeda dari tumbuh – tumbuhan yang mungkin terdapat sebagai idioblas tetapi lebih sering berbentuk pita atau silinde kosong yang tidak terputus.Serabut biasanya ditemukan di jaringan pembuluh, tetapi ada juga yang berkembang baik pada jaringan dasar.Serabut xilem merupakan bagian terpadu dari xilem dan berkembang dari jaringan meristem yang sama. (Sri Mulyani , 2006) 4. Daun Kanna Terdapat: Sel Parenkim, Serabut xylem, Serabut Floem, Sel Parenkim Dinding sel pada sel parenkim terlihat tipis. Dinding sel pada sel parenkim mempunyai sifat berdinding tipis, dalam hal penebalan penebalan pun (apabila terjadi akan tipis pula. Penebalan ini biasanya terdiri dari selulosa yang keadaanya masih lentur, dan dapat dikatakan bahwa dinding selnya itu jarang sekali mengandung lignin” (Sri Mulyani, 2006) Serabut pengganti dan serabut sekat selama terjadinya evolusi menjadi sangat berbeda dari bentuk serabut yang khas dan dapat di kelompokan sebagai sel parenkim dengan penebalan dinding sekunder.Serabut berserat dan serabut trakeid sebagai sel mati, yang tidak mempunyai protoplasma dan hanya mempunyai fungsi mekanis atau sebagian besar berperan dalam pengangkutan air yang merupakan unsure trachea. (Estiti Hidayat, 1995) 5. Batang Genjer Terdapat: Sel parenkim, Serabut xilem Sel parenkim yang sedang aktif dan bervakuola mengandung banyak air, sehingga parenkim dapat berfungsi sebagai penyimpanan air, sebagai jaringan penyimpanan air, parenkim terdiri dari sel – sel yang penuh dengan air, biasanya sel –selnya membesar dan berdinding tipis , tersusun berderet, ada kalanya memanjang seperti palisade, plasma selnya tipis menempel di dinding , masih bernukleus dan vakuolanya terisi air atau lendir yang mampu menahan air. 6. Batang Semangka Terdapat: Sel Parenkim, Trikoma, Sel epidermis Serabut xilem terdiri dari xilem dan berkembang dari jaringan meristem yang sama pada unsure xilem. Pengelompokan menjadi serabut xilem dan extraxilem tidak selalu tepat karena ada juga serabut bersekat (septata) yang terdapat dalam xilem dan floem. Serabut ini khas karena adanya protoplasma yang hidup” (Prof. Dr. Ir. Wibisono Soerodikoesoemo, M.Sc) KESIMPULAN Pada hasil pengamatan dan pembahasan telah teruraikan masing preparat dan jaringan – jaringan yang ada di dalam preparat tersebut.Dari semua preparat di simpulkan bahawa semua tumbuhan mempunyai jaringan parenkim untuk menyimpan cadangan makanan, tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai penyokong tubuh apabila vakuolanya berisi air.Dari macam – macam parenkim terdapat kaitannya dengan asimilasi (Parenkim asimilasi) dimana parenkim asimilasi sangat penting pada saat berlangsungnya fotosintesis (Sintesa karbohiderat). Ada juga parenkim yang berkaitan dengan cadangan makanan (parenkim makanan), parenkim kaitannya dengan air (Parenkim air) dan ada juga kaitannya parenkim dengan tannin serta parenkim dengan udara dalam ruang antar sel. Struktur jaringan parenkim sangat tipis dalam hal penebalan – penebalan pun (apabila terjadi akan tipis pula. Penebalan ini biasanya terdiri dari selulosa yang keadaanya masih lentur, dan dapat dikatakan bahwa dinding selnya itu jarang sekali mengandung lignin. DAFTAR PUSTAKA - Sutrian, Yayan. 1992. Pengantar anatomi tumbuh- tumbuhan tentang sel dan jaringan. Rineka cipta; Jakarta. - Soerodikoesoemo, Wibisono. 1987. Materi pokok anatomi tumbuhan. Universitas terbuka. Jakarta - Muliyani,Sri. 2006. Anatomi tumbuhan. Kanisius: Yogjakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar